Hari ini relax dot com... Nggak seperti hari-hari yang lain ... Jadwal kita hanya ke Madura abis itu cabut ke Jakarta.
Makan pagi nasi pecel khas orang Jawa Timur-an ...alhamdulillah gratis hehe...secara udah balik ke basecamp di Surabaya...wahhh seminggu libur di Surabaya kayaknya bakalan jadi ndutsssss banget, makanannya uenak uenak soalnya..
Beres mandi, makan dan packing, kita bersiap menuju Madura...alhamdulillah... Transportasi ada tambahan lagi...wadoh beneran nich ngerepotin Papa dan Mama-nya Kak Nunki...makasih yaaa...
Jarak rumah Kak Nunki ke Lokasi Jembatan penyebrangan Suramadu deket banget.. Gak sampe 20 menit, sudah ada di awal jembatan...
Jembatan Suramadu
Konstruksi Jembatan yang konon bautnya sering dicuri ini (joke doang kali ya ??) masih punya pesona tersendiri... sangat mengagumkan, sayang gak boleh berhenti di tengah jalan untuk menikmati view yang ada, kalo ada yang nekat siap ditilang dech ....
Seperti yang dikutip dari sini... kemudian dari sini ....Jembatan Suramadu pada saat ini tercatat sebagai jembatan terpanjang di Indonesia sejauh 5.438 km.
Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Madura, yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur. Perkiraan biaya pembangunan jembatan ini adalah 4,5 triliun rupiah.
View-nya makin asik kalau pas malam hari, tiang-tiang yang ada di main bridge disorot lampu warna warni ..keren pokoknya...
stunning ! mau dilihat dari arah manapun..keren abisss
Sampai di Daratan Madura
Siapakah Syekh Cholil ?
Tilik punya tilik .... Syekh Cholil memiliki hubungan yang kuat dengan tokoh KH Hasyim Ashari dan lahirnya pesantren Tebu Ireng. kok bisa? Berikut ini cerita mengenai Syekh Cholil yang dikutip dari sini.
Berdasarkan hikayatnya, Kiai Cholil merupakan keturunan kesekian dari Sunan Gunung Jati. Dilahirkan pada 11 Jamadilakhir 1235 Hijrah/27 Januari 1820 Masehi di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur.
KH Muhammad Cholil berasal dari keluarga ulama. Pendidikan dasar agama diperolehnya langsung dari keluarga. Menjelang usia dewasa, beliau dikirim ke berbagai-bagai pondok pesantren.
Sekitar 1850-an, ketika usianya menjelang tiga puluh, Kiyai Muhammad Cholil belajar kepada Kiyai Muhammad Nur di Pondok-pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur. Dari Langitan beliau pindah ke Pondok-pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan. Kemudian beliau pindah ke Pondok-pesantren Keboncandi.
Selama belajar di pondok-pesantren ini beliau belajar pula kepada Kiyai Nur Hasan yang menetap di Sidogiri, 7 km dari Keboncandi. Kiyai Nur Hasan ini, sesungguhnya, masih mempunyai pertalian keluarga dengannya.
Pada 1276 Hijrah/1859 Masehi, Kiyai Muhammad Cholil melanjutkan pelajarannya ke Mekah. Di Mekah Kiyai Muhammad Cholil al-Maduri bersahabat dengan Syeikh Nawawi al-Bantani.
Sewaktu berada di Mekah untuk kebutuhannya sehari-hari, Kiyai Muhammad Cholil bekerja mengambil upah sebagai penyalin risalah-risalah yang diperlukan oleh para pelajar. Diriwayatkan bahwa pada waktu itulah timbul ilham antara: Syeikh Nawawi al-Bantani, Kiyai Muhammad Cholil al-Maduri dan Syeikh Saleh as-Samarani (Semarang) menyusun kaedah penulisan huruf Pegon. Huruf Pegon ialah tulisan Arab yang digunakan untuk tulisan dalam bahasa Jawa, Madura dan Sunda. Huruf Pegon tidak ubahnya tulisan Melayu/Jawi yang digunakan untuk penulisan bahasa Melayu.
Oleh karena Kiyai Muhammad Cholil cukup lama belajar di beberapa pondok-pesantren di Jawa dan Mekah, maka sewaktu pulang dari Mekah, beliau terkenal sebagai ahli/pakar nahu, fikah, thariqat ilmu-ilmu lainnya.
Untuk mengembangkan pengetahuan keislaman yang telah diperolehnya, KH Muhammad Cholil selanjutnya mendirikan pondok-pesantren di Desa Cengkebuan, sekitar 1 km arah Barat Laut dari desa kelahirannya. Pondok-pesantren tersebut kemudian diserahkan pimpinannya kepada anak saudaranya sekaligus menantunya, yaitu Kiyai Muntaha yang menikah dengan anak KH Muhammad Cholil bernama Siti Khatimah.
Adapun beliau sendiri mendirikan pondok-pesantren yang lain di Kota Bangkalan, letaknya sebelah Barat kota tersebut dan tidak berapa jauh dari pondok-pesantrennya yang lama.
KH Muhammad Cholil al-Maduri adalah seorang ulama yang bertanggungjawab terhadap pertahanan, kekukuhan dan maju-mundurnya agama Islam dan bangsanya. Beliau sadar benar bahwa pada zamannya, bangsanya adalah dalam suasana terjajah oleh bangsa asing yang tidak seagama dengan yang dianutnya. Beliau dan keseluruhan suku bangsa Madura adalah 100% pemeluk agama Islam, sedangkan bangsa Belanda, bangsa yang menjajah itu memeluk agama Kristian. Sesuai dengan keadaan beliau sewaktu pulang dari Mekah telah berumur lanjut, tentunya beliau tidak melibatkan diri dalam medan fisik dan memberontak dengan senjata tetapi mengkaderkan pemuda di pondok pesantren yang diasaskannya. Beliau sendiri pernah ditahan oleh penjajah Belanda karena dituduh melindungi beberapa orang yang terlibat melawan Belanda di pondok pesantrennya.
Banyak tokoh ulama ataupun tokoh-tokoh lainnya yang terlibat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia ternyata pernah mendapat pendidikan dari beliau. Berikut ini beberapa murid beliau yang juga berperan terhadap sejarah perkembangan agama Islam dan bangsa Indonesia yaitu:
- KH Hasyim Asy’ari (pendiri Pondok-pesantren Tebuireng, Jombang, dan pengasas Nahdhatul Ulama atau singkatannya NU);
- KH Abdul Wahhab Hasbullah (pendiri Pondok-pesantren Tambakberas, Jombang);
- KH Bisri Syansuri (pendiri Pondok-pesantren Denanyar);
- KH Ma’shum (pendiri Pondok-pesantren Lasem, Rembang, adalah ayahanda KH Ali Ma’shum),
- KH Bisri Mustofa (pendiri Pondok-pesantren Rembang); dan
- KH As’ad Syamsul `Arifin (pengasuh Pondok-pesantren Asembagus, Situbondo).
- dll
.....wah bertambah lagi dech ...satu pengetahuan mengenai pejuang tokoh keislaman....
Batik Madura
Pulang dari ziarah... Mampir dulu lah ya ke tempat yang jual Batik Madura....hehehe... Dipilih! Dipilih ! Dipilih !
Belanja dengan patokan waktu? Ya kemarin ituw lah mengingat... Jadwal udah mendesak...meski ternyataaaa...airasia-nya delay lagi sejam...euleuh... Tapi hari itu emang semua penerbangan delay... Gak tau kenapa...
No comments:
Post a Comment